Tuesday, October 4, 2011

jadi... kapan kita bertemu?

Sebenarnya ini perasaan yang bagaimana? Terlihat konyol dan beberapa teman mengatakan "tidak masuk akal."
Tapi setiap manusia berhak untuk jatuh cinta dan itu bisa terjadi kapan saja. Kali ini kasusnya adalah jatuh cinta pada seseorang yang sama sekali belum pernah aku temui.


Dari jejaring sosial (jersos) kita bisa berinteraksi dengan siapapun, dia mempertemukan kita dengan teman-teman lama atau dengan sanak saudara yang berada jauh. Hal semacam ini terkadang membuat ekspresi baik diwajah maupin dihati, entah dengan senyum-senyum sendiri, nyengir bahkan sampai termanyun, hal yang sangat lumrah. Sengaja atau tidakjersos juga berperan dalam hal membuat pertemanan/persahabatan yang baru, tidak menutup kemungkinan ada ikatan emosional yang begitu dekat seperti jatuh cinta dengan orang asing, orang yang belum pernah ditemui, dan aku yakin banyak yang sudah mengalami keadaan seperti ini...

Algoritmanya seperti ini, berawal dari sesuatu yang dianggap biasa, lanjut pada rasa keingintahuan, chat berjam-jam, merasa nyaman, saling bertukar no.telp, lalu mendengar suara secara langsung, ada rindu, ada tanya yang setiap hari ingin dijawab olehnya, semua sesuai keinginan dan berjalan lancar. Kemudian sampailah pada suatu titik tertentu dimana kita memutuskan untuk segera bertemu.

Rinduku bersayap, ingin terbang menujumu. Rasa yang mengganggu, penasaran tapi tetap antusias menunggu hari itu tiba, aku dan kamu saling bertatap muka. 

Kemudian perasaan cemas terlintas, aku fikir itu suatu kewajaran. Kecemasan yang memaksa pikiran dan hati untuk berspekulasi...
"Kamu aslinya seperti apa ya?"
"Bagaimana jika kamu dan perasaanmu tiba-tiba berubah setelah bertemu nanti?"
"Bagaimana jika kamu kecewa karena aku ternyata bukan seperti yang kamu harapkan selama ini?"
"Adakah hal yang harus aku lakukan untuk meyakinkanmu bahwa pertemuan kita nanti tidak akan merubah apapun?"

Dia berkata "Aku bisa jatuh cinta tanpa ada kontak fisik dari kita, dan sekarang aku merasakannya." Kecemasanku mulai berkurang walau kadang bisa naik saat emosi ikutan melesat naik. Dia menginginkan solusi, dan aku menginginkan kecemasan berhenti. Jujur saja... kecemasan ini sangat mengganggu, tapi tidak sabar untuk segera bertemu, seakan tidak perduli akan apa yang terjadi nanti.

Aku tertawa.. Kekonyolan macam apa ini? Seperti gambling, merasakan yang tak nyata, karena memang fana adanya. Siapa sangka bisa jatuh cinta dalam keadaan seperti ini? Yasudahlah, toh bukan cuma aku yang mengalaminya, dan ini manusiawi.

Ehmmm, by the way....

Jadi... Kapan kita bertemu?
Yuk ah segera...

No comments: