Sunday, August 30, 2015

Handil

Dear This Place,

Saya punya berjuta kenangan disini, di Handil, kota kecil dimana saya menikmati masa kecil penuh keceriaan. Sampai suatu saat saya harus pergi meninggalkan tempat ini untuk menuntut ilmu di kota lain. Berpuluh tahun saya pergi, dan tak menyangka sekalipun akan kembali kesana.

Tapi pada akhirnya berapapun jauhnya langkah, berapapun jarak yang terbentang, jika memang ditakdirkan untuk pulang, maka kembalilah...

Dan sekarang saya benar-benar kembali ke kota kecil saya untuk mengais rezeki, menjadi salah satu karyawan di Oil and Gas Company disini. Sudah banyak yang berubah dari kota Handil, semakin maju, semakin baik. 

Thank you Handil, untuk semua moment yang tercipta, untuk semua pembelajaran hidup, dan untuk rezeki yang saya dapatkan setiap harinya.

Handil kota kecil berjuta kenangan.





Tuesday, August 18, 2015

Meet Up

If you don't know what to do?

Call your best-friends
Invite them to meet up
Sharing together
Do have fun


Monday, August 10, 2015

Skulls Edition

Aku punya hobby baru, hayo coba tebak hobby apa? ih salaaahahahaha. Hobbynya sekarang ngoleksi piring-piring cantik, ehehehe. Semenjak jadi istri jadi suka sama pernak-pernik interior rumah. Persisnya sih semenjak suami beli rumah masa depan buat kita, akunya jadi semangat banget buat dekor isi rumah, pengen rumahnya bertema retro minimalis gitu, tapi gak tau deh jadinya gimana selanjutnya. Sementara ini rumah lagi under maintenance, kalau nanti sudah beres semua dan enak dipandang baru deh bisa dishare.

Kembali ke hobby yang tadi, beberapa hari kemaren sempat pesen plate yang skulls edition, lucu deh, karena niatnya emang buat di koleksi, bukan untuk dipake makan jadi platenya dipilih yang rada cadas. \m/

Ini dia penampakannya:

Tuesday, August 4, 2015

It's turn to black

Biar keliatan makin sehat berkilau, warna rambut diganti jadi hitam. Abis ini mau ikutan casting iklan shampo ah...

Sunday, August 2, 2015

Yang Orang lain harus tahu

Haloo Bloggers,

Tulisan kali ini bercerita tentang perasaan yang barusan saya rasain, sebel campur nyesek, pengen ngeluangin lewat tulisan kali aja bisa sedikit lega.


Saya kurang faham kenapa saat sudah menikah pasti ditanya soal anak? Dulu jaman masih jomblo ditanya kapan punya pacar, udah punya pacar ditanya kapan nikah, udah nikah ya terus juga ditanya-tanya terus sampai negara api menyerang (lagi). Emang harus ya ditanya begitu?!

Terus kalo udah setahun, dua tahun, bahkan sampai bertahun-tahun nikah belum punya anak lalu dianggap gak wajar? Kenapa ya??

Saya belum punya anak, saya hampir 2 tahun menikah, dan sudah 2 kali juga keguguran dan mengharuskan saya kuretase, dan banyak yang gak tahu history kehamilan saya, dan saya memang gak woro-woro harus ngasih tahu ke orang-orang, hanya sedikit sahabat saya saja yang mengetahui hal itu. Setelah 2 kali keguguran, saya gak ngotot pengen punya anak, bukannya gak pengen sih, saya lebih kearah yang biasa saja.Saya berfikir santai, mungkin Tuhan belum ngasih aja. Makanya saya heran kenapa punya anak seakan menjadi suatu keharusan mutlak! Sebenarnya malah lebih enak ngasih alasan untuk gak punya anak. Tapi kalo gak punya anak juga rasanya lingkungan memandang sebelah mata.

Kata mereka, punya anak itu enak, membahagiakan. Buat saya, punya anak sama kaya punya, katakanlah punya pulau pribadi. Saya gak pernah punya, dan gak pernah tau kenapa para milyuner senang punya pulau pribadi dengan harga yang puluhan bahkan ratusan milyar. Dan sayapun gak merasa perlu iri atau sedih karena saya gak punya pulau pribadi. Ya seperti itu...

Saya juga gak merasa perlu iri dengan kebahagiaan orag lain yang sudah punya anak. Toh saya sekarang juga udah punya banyak hal yang patut disyukuri kok. Dan mereka yang punya anak juga gak perlu iri sama apa yang saya punya. Rejeki itu udah ada yang atur, jadi gak perlu risau sama apa yang orng lain punya.

Saya biasa aja, gak ngebet pengen punya anak, tapi entah kenapa malah lingkungan saya yang lebih ngebet saya punya anak. Dan itu kadang mengganggu saya. Saya ini orangnya rada-rada Woman of Pride, jadi ketika saya belum punya anak dan orang mengganggap saya berkekurangan, saya merasa "terluka".


Sekali lagi, saya bukannya gak pengen punya anak. Saya mau, tapi kalo belum, yasudahlah. Gak perlu diperpanjang dan dipandang "tidak wajar", apalagi samapi dikasihani. Apalagi diminta berobat macam-macam, disuruh kesini, disuruh kesana. Belum, saya belum se-niat itu.

Tuhan mungkin belum ngasih rejeki berupa anak, mungkin Dia mau ngasih saya rejeki-rejeki yang lain dulu, amiiiiin.