Thursday, October 27, 2011

kecewa

Bandara Soekarno-Hatta...
11.20 di ruang tunggu keberangkatan.
................................................................................................


Sedikit waktu yang kau miliki
luangkanlah untukku
Harap secepatnya datangi aku
Skali ini ku mohon padamu
Ada yang ingin ku sampaikan
Sempatkanlah...


Hampa kesal dan amarah
S'luruhnya ada dibenakku
Tandai seketika hati yang tak terbalas
Oleh cintamu...

Kuingin marah melampiaskan
Tapi ku hanyalah sendiri disini
Ingin ku tunjukkan pada siapa saja yang ada
Bahwa hatiku kecewa...

Sedetik menunggumu disini seperti seharian
Berkali kulihat jam ditangan
Demi membunuh waktu
Tak ku lihat tanda kehadiranmu
Yang semakin meyakiniku
Kau tak datang...

Friday, October 21, 2011

Wednesday, October 19, 2011

saat itu di kotamu...

Hujan di Kota Hujan..

Sore ini...
Saat jarak bukan lagi suatu halangan untuk kedua insan saling berbagi cinta.
Dan saat kita begitu erat menghimpit jarak tersebut, adakah yang lebih surga dari pada sekarang.

Tempat ini terlalu nyaman jika dijadikan persinggahan sementara.
Oh demi Tuhan, aku tidak ingin ini berakhir.
Aku sadar, aku tak ingin pulang.

Monday, October 17, 2011

Fana jadi Nyata

Akhirnya...

Fana jadi Nyata.

Asa jadi Cinta.

Aku, Kamu, Kita, Satu...



ps: best moment i ever had, when i see you from the 1st time, i know that i love you.

Saturday, October 15, 2011

Fana v.s Nyata

Kali ini kenekatanku bukan tanpa alasan..
Kenapa?
Sederhana, KAMU!

Jarak 1291 km dari pulau masa depan menuju pulau seberang sebelah barat dimana kamu berpijak sama sekali tidak menghalangi niat untuk bertemu denganmu. Aku ingin membuktikan jika kamu benar adanya, bukan fana semata, tapi nyata!

Banyak harap dalam dadaku, menatap matamu, mengecup keningmu, mendekap tubuhmu, kemudian merasakan keyakinan hati bahwasanya aku tidak sedang bermimpi. Sendiri ku pergi tanpa tahu bagaimana nanti, kamu yang aku tuju semoga tak kecewakan harapan. Tak mengapa jika kenekatan ini dianggap sesuatu yang konyol, bodoh bahkan sia-sia sekalipun, aku tak perduli, nyatamu, satu, untuk aku. Anggap saja ini perjuangan seorang pejuang jarak yang berusaha menjadikan sesuatu yang fana itu menjadi nyata, dan aku tahu itu butuh sedikit usaha.

Here i go,
I will be at your place soon, and place that i mean is... your heart.
With Love..

Tuesday, October 4, 2011

jadi... kapan kita bertemu?

Sebenarnya ini perasaan yang bagaimana? Terlihat konyol dan beberapa teman mengatakan "tidak masuk akal."
Tapi setiap manusia berhak untuk jatuh cinta dan itu bisa terjadi kapan saja. Kali ini kasusnya adalah jatuh cinta pada seseorang yang sama sekali belum pernah aku temui.


Dari jejaring sosial (jersos) kita bisa berinteraksi dengan siapapun, dia mempertemukan kita dengan teman-teman lama atau dengan sanak saudara yang berada jauh. Hal semacam ini terkadang membuat ekspresi baik diwajah maupin dihati, entah dengan senyum-senyum sendiri, nyengir bahkan sampai termanyun, hal yang sangat lumrah. Sengaja atau tidakjersos juga berperan dalam hal membuat pertemanan/persahabatan yang baru, tidak menutup kemungkinan ada ikatan emosional yang begitu dekat seperti jatuh cinta dengan orang asing, orang yang belum pernah ditemui, dan aku yakin banyak yang sudah mengalami keadaan seperti ini...

Algoritmanya seperti ini, berawal dari sesuatu yang dianggap biasa, lanjut pada rasa keingintahuan, chat berjam-jam, merasa nyaman, saling bertukar no.telp, lalu mendengar suara secara langsung, ada rindu, ada tanya yang setiap hari ingin dijawab olehnya, semua sesuai keinginan dan berjalan lancar. Kemudian sampailah pada suatu titik tertentu dimana kita memutuskan untuk segera bertemu.

Rinduku bersayap, ingin terbang menujumu. Rasa yang mengganggu, penasaran tapi tetap antusias menunggu hari itu tiba, aku dan kamu saling bertatap muka. 

Kemudian perasaan cemas terlintas, aku fikir itu suatu kewajaran. Kecemasan yang memaksa pikiran dan hati untuk berspekulasi...
"Kamu aslinya seperti apa ya?"
"Bagaimana jika kamu dan perasaanmu tiba-tiba berubah setelah bertemu nanti?"
"Bagaimana jika kamu kecewa karena aku ternyata bukan seperti yang kamu harapkan selama ini?"
"Adakah hal yang harus aku lakukan untuk meyakinkanmu bahwa pertemuan kita nanti tidak akan merubah apapun?"

Dia berkata "Aku bisa jatuh cinta tanpa ada kontak fisik dari kita, dan sekarang aku merasakannya." Kecemasanku mulai berkurang walau kadang bisa naik saat emosi ikutan melesat naik. Dia menginginkan solusi, dan aku menginginkan kecemasan berhenti. Jujur saja... kecemasan ini sangat mengganggu, tapi tidak sabar untuk segera bertemu, seakan tidak perduli akan apa yang terjadi nanti.

Aku tertawa.. Kekonyolan macam apa ini? Seperti gambling, merasakan yang tak nyata, karena memang fana adanya. Siapa sangka bisa jatuh cinta dalam keadaan seperti ini? Yasudahlah, toh bukan cuma aku yang mengalaminya, dan ini manusiawi.

Ehmmm, by the way....

Jadi... Kapan kita bertemu?
Yuk ah segera...