Monday, April 23, 2012

Menyapa Tuhan

Selamat pagi Tuhan...

Aku ingin mengucapkan terima kasih padamu, karena sampai hari ini kamu masih memberikan aku kesempatan  menghirup udara pagi ini.


Tuhanku yang sangat baik...

Aku selalu dan selalu percaya kamu mendengar doaku, doa yang tiap hari aku ucapkan dalam peraduan suci kepadamu. Doa yang selalu ku pinta, dan aku tahu kamu mendengar dan mengingat doaku, karena doaku hanya satu itu saja. Doa yang selalu aku ulang setiap kali aku datang padamu. Permintaanku tidak sulit kan,  Tuhan?

Tapi... apa mungkin kamu sudah mengabulkannya, hanya saja aku yang tak merasa. Tuhan, aku sangat ingin berada dipelukmu, kemudian bersandar dibahumu, tolong tenangkan aku Tuhan.


Tuhanku yang maha memberi pertolongan...

Aku sudah lelah dengan setumpuk kepingan hati yang terbeban dipundakku. terasa sangat berat, aku tak kuat.


Tuhanku yag maha pengasih lagi maha penyayang...

Tolong jangan marah padaku, aku memelas dan menangis, memohon agar doaku kamu kabulkan. Pasti kamu melihat betapa rapuhnya aku sekarang. Ya, inilah aku dengan hati yang hampir mati, tapi kamu bisa menyembuhkannya kan, Tuhan?


Ampuni aku ya Tuhan, beri aku jalan didepan, jalan kemana seharusnya aku melangkah. Aku tahu kamu mengerti.


Tuhan kabulkan doaku.


Amin ya robbal alamin...


Aku tahu kamu mencintaiku, jadi mohon lindungi aku.


Terima kasih, Tuhan.

Friday, April 20, 2012

Mr.Silent

"Aku sudah di depan rumahmu..." suara yang baru saja terdengar dari telepon selularku.

"Oh, oke, aku keluar sekarang, tunggu." jawabku.

Seseorang yang memang sedari tadi aku tunggu kedatangannya, akhirnya datang juga.

"Dari mana?" tanyaku.

"Abis nongkrong tadi sama teman-teman, ini nyempetin waktu buat ketemu kamu."

"Ehmmm, trus seharian ini ngapain aja?"

"Biasa aja, kerja, pulang, nongkrong trus ketemu kamu."

Seperti biasa jawabanmu yang selalu singkat, kamu tidak suka banyak bicara, dan lebih sering diam. Sehingga aku sering bertanya tentang ke-diam-an-mu, tapi kamu menjawab dengan tenang jika semuanya baik-baik saja, kalau sudah begini akupun tak tahu harus berbuat apa. Entahlah walau hanya sekedar menatap mata dan menyaksikan senyum dari bibirmu, aku bahagia.

"Kamu jangan diam terus dong, aku bingung kalo kamu diem kaya begini."

"Aku nggak kenapa, beneran."

Bukan hanya malam ini kita seperti ini, setiap kali kita punya waktu untuk berdua, kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk diam-diam-an. Tapi tak apa, saat diam itu, kamu menggenggam tanganku, tak sedikitpun kamu lepas sampai akhirnya kamu pamit untuk pulang. Saat kamu genggam tanganku, saat kamu berada dijarak sangat dekat denganku, saat itu juga aku merasa tenang, merasa nyaman. Dan sesekali kamu berikan aku kecupan dikening, kusandarkan kepalaku dipundakmu, memberi isyarat jika aku nyaman saat bersamamu. Adakah kata yang lebih penting yang dapat menggambarkan perasaan saat itu.

"Aku pulang yah, udah larut malam.." katamu.

"Nanti dulu yah, sebentar lagi." pintaku.

"Besok kita kita ketemu lagi, sekarang kamu istirahat yah, aku sayang kamu."

"Baiklah, hati-hati yah, sayang kamu."

Sunday, April 15, 2012

I'm a Liar



I say that i won't touch you.

But my fingers are liars.

I tell you how i won't hold you.

But my arms are going to hell.

I promise that i won't kiss you.

But my lips break it.

I let you know that i won't love you.

But my heart has no conscience.

And no part of me will apologize.