"Aku sudah di depan rumahmu..." suara yang baru saja terdengar dari telepon selularku.
"Oh, oke, aku keluar sekarang, tunggu." jawabku.
Seseorang yang memang sedari tadi aku tunggu kedatangannya, akhirnya datang juga.
"Dari mana?" tanyaku.
"Abis nongkrong tadi sama teman-teman, ini nyempetin waktu buat ketemu kamu."
"Ehmmm, trus seharian ini ngapain aja?"
"Biasa aja, kerja, pulang, nongkrong trus ketemu kamu."
Seperti biasa jawabanmu yang selalu singkat, kamu tidak suka banyak bicara, dan lebih sering diam. Sehingga aku sering bertanya tentang ke-diam-an-mu, tapi kamu menjawab dengan tenang jika semuanya baik-baik saja, kalau sudah begini akupun tak tahu harus berbuat apa. Entahlah walau hanya sekedar menatap mata dan menyaksikan senyum dari bibirmu, aku bahagia.
"Kamu jangan diam terus dong, aku bingung kalo kamu diem kaya begini."
"Aku nggak kenapa, beneran."
Bukan hanya malam ini kita seperti ini, setiap kali kita punya waktu untuk berdua, kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk diam-diam-an. Tapi tak apa, saat diam itu, kamu menggenggam tanganku, tak sedikitpun kamu lepas sampai akhirnya kamu pamit untuk pulang. Saat kamu genggam tanganku, saat kamu berada dijarak sangat dekat denganku, saat itu juga aku merasa tenang, merasa nyaman. Dan sesekali kamu berikan aku kecupan dikening, kusandarkan kepalaku dipundakmu, memberi isyarat jika aku nyaman saat bersamamu. Adakah kata yang lebih penting yang dapat menggambarkan perasaan saat itu.
"Aku pulang yah, udah larut malam.." katamu.
"Nanti dulu yah, sebentar lagi." pintaku.
"Besok kita kita ketemu lagi, sekarang kamu istirahat yah, aku sayang kamu."
"Baiklah, hati-hati yah, sayang kamu."
No comments:
Post a Comment