Showing posts with label Fiction Story. Show all posts
Showing posts with label Fiction Story. Show all posts

Friday, April 29, 2011

Mo+No+Log

Gadis itu tiba-tiba meronta, sekerumun malaikat menarik tangannya kemudian mencengkramnya. Gadis itu cepat-cepat menenggelamkan kepalanya. SAYA TIDAK GILA!!!! kalian menyakiti saya dengan mengikat kedua tangan saya seperti ini, berbisik lirih setengah terisak.

Hei gadis manis, malaikat itu makhluk baik hati, mereka hanya ingin menjauhkanmu dari tangan nakalmu yang selalu saja berusaha melukai dadamu sendiri. Gadis itu mengerang, berfikir jika dengan cara ini mereka telah melukaiku. Tidak ada yang mungkin bisa menyembuhkan luka dengan luka.

Gadis itu berteriak membela diri, biarkan saja saya menyakiti diri, kamu juga sama, suka sakit seperti ini? tapi sakitnya menyenangkan bukan? Naah, jadi biarkan saja dia terluka. Seperti kalian melukai tangan, kaki dan kepala diri sendiri. Tolong akui saja kita pencandu luka. Lagi pula gadis tersebut suka riak perihnya, suka bulir air yang menghangati matanya. Dia tidak terobsesi, hanya menikmati gundah, nanti juga akan lelah.

Kemudian gadis mendebat, lebih baik saya terluka oleh luka yang saya suka, dari pada kalian mengalihkan luka dengan luka yang tak tahu itu apa.

Terima kasih untuk hatinya, menyenangkan sekali diperhatikan, tapi saya masih belum ingat caranya tertawa, biarkan saja saya belajar kembali dimulai dari cara menangis yang  lebih terlihat seperti meringis.

Friday, April 8, 2011

Kaki hati yang tak mau berhenti berlari, mengacuhkan nurani...

Kamu terus mendominasi, dan akupun terus membuntuti. Aku baru ingat, di awal kamu pernah berucap jika jalan yang akan kita tempuh akan penuh dengan rintangan; terjal, berbatu, berkelok, menanjak dan menurun, arghh bodohnya, aku tetapkan untuk ikutt.

Aku capek... ya capek terlalu, mengikutimu tanpa arah tujuan yang jelas, mau kemana kita? seberapa jauh perjalanan ini? bisa kamu pastikan kita akan selamat sampai tujuan? semua samar, meraba-raba yang tak nyata...sampai kapan?

Aku benci... ya aku benci, karena harus selalu seperti ini, selalu sesuka kamu, aku ulang "SELALU SESUKA KAMU". Tidakkah kamu mau mengerti ketika aku memintamu untuk melambatkan langkah kaki hati yang semakin tak terkendali.

nurani: "Heii kamu, tolong hentikan perjalanan ini?".

kaki hati: diam dan hanya berkata "kenapa?".

nurani: "aku capek, dan aku tahu jika kamu juga sudah kelelahan kram tak bisa menahan beban, bagaimana bisa mencoba berlari lagi?".

kaki hati: masih tetap diam, parahnya tak berucap sepatah katapun.

nurani: mencoba menyimak, tapi tak terlihat harapan disana.

Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan? Aku tidak suka melihat nurani dan kaki hati saling debat, Harusnya mereka bisa berjalan beriringan. Haruskah sama seperti kita, yang tidak bisa berjalan beriringan, kamu berjalan terlalu cepat, aku tidak bisa menyamai langkahmu. Entah apa dan tiba-tiba aku menghentikan langkahku sendiri, terdiam, seperti kehilangan ingatan. Bagaimana rasanya berlari sendirian? Kamu sadar, aku hilang, mencoba kembali dan mencari. Kenapa harus kembali? Kenapa harus mencari? 

kaki hati: "hei kenapa berhenti, ayo kita berlari lagi".

nurani: "harus kita berlari? aku sudah tidak sanggup melanjutkan perjalanan ini".

kaki hati: "aku kembali untukmu, aku tidak bisa jika harus berjalan sendirian".

nurani: "tidak.. tidak.. kamu bisa, kamu tidak membutuhkan aku".

kaki hati: "ayoo kita harus segera sampai tujuan"

nurani: "kenapa??kenapa terus membawaku, kamu tidak peduli dengan keadaanku, harusnya kamu tidak kembali menjemputku".

kaki hati: "aku harus membawamu karena aku membutuhkanmu, kamu tahu jika kita satu, tanpa kamu  aku tidak bernyawa, ketika aku terjatuh, aku membutuhkanmu untuk menarikku kembali berdiri, bagaimana bisa aku membiarkanmu, aku berjalan didepan kemudian berlari agar salah satu dari kita cepat sampai tujuan, ketika aku sampai, aku akan menyambutmu dengan semua harapan, setelah itu kita akan terus berjalan beriringan"

nurani: "ijinkan aku bersandar untuk beberapa saat, hingga akhirnya aku kuat untuk kembali berlari mengikutimu"

Bersandar, ternyata hal ini yang aku inginkan, tapi apakah lelah ini akan hilang hanya dengan bersandar? tak ada yang aku pikirkan, hanya beristirahat sejenak, menunggu aba-aba darimu untuk segera kembali berlari.

Tuesday, March 22, 2011

Nurani Yang Tak Terkendali Oleh Kaki Hati

Kita sepakat untuk melewati perjalanan ini bersama-sama, tapi ini semua selalu sesuka kamu, arghh!!! Kalau kamu mau cepat ya kamu lari, tidak mau menoleh ke kanan atau ke kiri, mengacuhkanku, aku ditinggal sendirian terengah di belakang. Saat aku mencoba mengikuti langkahmu, kamu semakin cepat berlari, dan ketika aku berlari kamu malah berhenti, kemudian hanya memandangi pundakku dan bahkan tanpa ekspresi, tidak juga memanggilku hingga akhirnya aku sadar kalau sudah tinggal sendiri. Aku diam, memikirkan apa yang baru saja terjadi, aku menunggumu sampai duluan di tempat tujuan. Saat aku baru akan memutar jalan untuk menyamai langkahmu, lagi-lagi kamu seenaknya belok ke kanan dan tiba-tiba berganti haluan ke kiri. Selalu sesuka kamu !!! Kamu tahu jika hatiku kram kaku membiru kelelahan berkejaran tak beraturan. CAPEK !!! tapi tidak bisa berhenti membuntuti, SIAL !!!